SURABAYA - Momen masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) Tahun Ajaran 2025-2026 di SMAN 4 Surabaya dimanfaatkan Kanwil Kemenkum Jatim untuk memberikan penyuluhan hukum kepada peserta didik baru, Kamis (17/7). Para penyuluh hukum mengajak untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari kekerasan.
Dengan mengusung tema Lingkungan Belajar yang Aman dan Nyaman Bebas dari Bullying dan Tindak Kekerasan, penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman sejak dini kepada para pelajar mengenai hak-hak dan kewajiban mereka di lingkungan sekolah, serta menumbuhkan kesadaran hukum dalam upaya pencegahan tindak kekerasan di lingkungan pendidikan.
Dalam paparannya, Penyuluh Hukum Madya, Wiwin Winarti menjelaskan berbagai bentuk kekerasan yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Mulai dari kekerasan fisik, verbal, hingga kekerasan berbasis daring (cyberbullying).
"Kami juga menekankan pentingnya peran aktif seluruh warga sekolah dalam menciptakan budaya saling menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan," imbuh Penyuluh Hukum Muda, Lusie Irawati.
Dalam sesi diskusi tanya jawab dengan siswa siswi peserta MPLS juga disampaikan melalui penyuluhan ini ditanamkan pemahaman bahwa bullying dan kekerasan bukan hanya tindakan yang tidak beretika, tetapi juga memiliki konsekuensi hukum. Lingkungan belajar harus menjadi ruang yang aman bagi semua peserta didik untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Para siswa tampak antusias mengikuti penyuluhan yang dikemas secara interaktif ini. Beberapa dari mereka bahkan mengajukan pertanyaan dan berbagi pandangan tentang pentingnya menciptakan suasana belajar yang sehat.
Kegiatan ini menjadi wujud sinergi antara pihak SMAN 4 Surabaya sebagai dunia pendidikan dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum Jawa Timur sebagai instansi pemerintah dalam membentuk generasi muda yang cerdas secara intelektual sekaligus sadar hukum. Serta mendukung implementasi Permendikbudristek nomor 46 tahun 2023 yang mengatur tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan.
Dengan kegiatan ini, diharapkan para siswa tidak hanya mengenal lingkungan sekolah secara fisik, namun juga memahami pentingnya menjaga hubungan sosial yang sehat dan harmonis sebagai bagian dari ekosistem pendidikan yang bermartabat.
